Sabtu, 06 Februari 2010

pingin baca buku tentang lupus

Peduli Lupus lewat Tuhan, Jangan Pisahkan Kami
Sun 24 Jan 2010
by : Silvia Galikano
Sabtu pekan lalu (16/1), novel Tuhan, Jangan Pisahkan Kami karya Damien Dematra diluncurkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selain Damien, hadir pada peluncuran itu Ketua Yayasan Lupus Indonesia Tiara Savitri.
Tuhan, Jangan Pisahkan Kami bercerita tentang kehidupan Prasasti yang lurus-lurus saja bersama kekasihnya, Salman, hingga suatu ketika tubuhnya tiba-tiba menjadi ngilu dan lemah di seluruh persendian. Dokter mendiagnosa Prasasati mengidap lupus. Konflik bertambah rumit ketika Prasasti kenal Zahir, dan tercuri hatinya. Sementara itu lupus terus menggerogoti tubuhnya, membuat rambutnya rontok, kulitnya berbercak kemerahan, dan dia sering mendadak pingsan.

Lupus atau lengkapnya Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit kronik/menahun, menyerupai penyakit-penyakit lain (mimikri), dan menyerang seluruh organ tubuh. Produksi antibodi penderita lupus menjadi berlebihan. Antibodi ini tidak lagi berfungsi menyerang virus, kuman, bakteri yang ada di tubuh, tapi justru menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri.
Novel yang diilhami kisah nyata ini telah terjual habis dalam tujuh hari dan sekarang sedang dicetak ulang. Tuhan, Jangan Pisahkan Kami juga sedang diangkat ke layar lebar mengambil judul sama dengan novel. Hari peluncuran novel itu dijadikan hari pertama syuting filmnya.
Film Tuhan, Jangan Pisahkan Kami akan diputar di the 9th International Congress on SLE dan Award Nomination “International Lifetime Achievement Award in the Control of SLE” di Vancouver, Kanada pada Juni 2010 serta di festival-festival film international. Tujuan mengangkat cerita novel ini ke film adalah untuk mengajak masyarakat peduli pada penyakit lupus. “Dan dalam hidup selalu ada harapan,” kata Damien. Silvia Galikano

Judul: Tuhan, Jangan Pisahkan Kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar